Mendaki Glester Sólheimajökull, Islandia 🇮🇸

“In Iceland about 11 billion tons of glacial ice melt due to GLOBAL WARMING every year” kata tour guide saat kami mendaki glester Sólheimajökull.

Saya sering mendengar kata Global Warming, tapi tidak se-meaningful saat saya mengikuti tour ini. 

* * *

Mendaki glester adalah salah satu cara untuk menikmati alam Islandia (Iceland) yang unik. Sebagai pecinta alam, saya sangat bersemengat untuk mengambil bagian dalam tour ini. 

Rabu, 26 Juni 2019 adalah hari ke-6 di Islandia (hari ke-47 di Eropa untuk trip 2019) saat saya mengikuti tour “Mendaki Glester Sólheimajökull”.

Sólheimajökull adalah gletser di Islandia selatan yang berada di antara gunung berapi Katla dan Eyjafjallajökull. Sebagai bagian dari gletser Mýrdalsjökull, Sólheimajökull adalah lokasi wisata yang terkenal dan populer karena ukurannya dan relatif mudah diakses.

Apa itu gletser? Mungkin ada yang tidak mengerti. 
Gletser atau glasier atau glesyer adalah sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan salju yang membatu selama kurun waktu geologi. Saat ini, es abadi menutupi sekitar 10% daratan yang ada di bumi.

Di gambar, glester Sólheimajökull terlihat hitam dan kotor, itu karena glester ini tergenang abu vulkanik Katla yang terakhir erupsi tahun 2011 dan vulkanik Eyjafjallajökull di tahun 2010. Islandia adalah rumah dari 130 gunung berapi.

* * *

Tour yang berlangsung selama 11 jam ini dimulai dari 09:00 – 08:00 sore (Di sini tidak ada malam/gelap selama musim panas).

Selama tour ini, di perjalan pulang kami singgah di 2 air terjun terkenal di Islandia: Skógafossdan Seljalandsfoss (foto-foto ada di link di bawah), dan juga berhenti di bangkai pesawat DC-3 di Sólheimasandur.

Saya sangat menikmati perjalan menuju ke glester Sólheimajökull, karena bentuk tanah di Islandia berbeda-beda di tiap wilayah. 
Ada daerah di mana tanahnya bukan padang gurun atau padang rumput. Sepanjang mata memandang hanya terlihat bebatuan berwarna abu-abu kecoklatan sehingga saya merasa berada di planet lain. 

Ada juga terlihat wilayah pertanian di mana kita bisa melihat lembu-lembu dan kuda-kuda khas Islandia di padang hijau dengan sesekali terlihat satu atau dua rumah di kaki gunung yang puncaknya menyatu dengan awan yang kelam. 

Pemandangan seperti ini terus menerus memanjakan setiap mata yang memandang keluar kaca jendela bus hingga tiba di glester Sólheimajökull.

Sebelum kami mulai mendaki, kami berhenti di sebuah camp untuk memastikan peralatan pendakian kami sudah memadai. Seperti crampon, ice axe atau kapak es dan lain-lain. 
Juga harus memakai pakaian tebal. Karena suhu udara berada di bawah 10°C, meskipun musim panas, belum lagi ditambah dengan angin yang banyak.

Ini adalah yang pertama kalinya saya mendaki glester. Rasanya tidak bisa saya ucapkan dengan kata-kata. Saya sangat menikmatinya, dan saya akan melukakannya lagi dan lagi karena sangat menyenangkan.

Sekitar 3 jam pendakian kami masih belum sampai di puncak, saya tidak tahu sejauh mana harus mendaki untuk sampai ke puncaknya. Dari bawah puncaknya terlihat dekat, namun sesampai di atas sana, maka terlihat ada lagi, lagi dan lagi. 

Sambil mendaki, pemandu wisatamenjelaskan bahwa glester Sólheimajökull yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun, dulunya sangat besar dari bentuk sekarang.
Namun secara terus menerus glester Sólheimajökull semakin mengecil karena mencair akibat pemanasan global (global warming).

Ini bukan lelucon, jika glester-glester di muka bumi ini akan terus mencair maka permukaan air laut akan semakin tinggi, dan akibatnya pulau-pulau (termasuk pulau-pulau di Indonesia) akan tenggelam. 

Berapa biaya tour ini?
Perorang: 19.999 ISK atau setara dengan Rp. 2.282.000 untuk yang umur di atas 16 tahun. 
10-15 tahun 9.999 ISK.

Makanan tidak termasuk. 
Titik temu di BSI Coach Terminal, kalau mau di jempat di hotel maka ada biaya tambahan. 



























2 Comments

  1. Seru ya, tapi pasti ada rasa miris dihati. Karena langsung melihat efek pemanasan global.

    ReplyDelete